URAIAN TERKAIT RENCANA MUTU KONTRAK (RMK) DALAM SUATU PROYEK/KEGIATAN

Gambar
  RENCANA MUTU KONTRAK Rencana Mutu Kontrak (RMK) merupakan salah satu dokumen pelaporan administrasi dan pengendalian proyek yang sering kali ditiadakan oleh Kontraktor Pelaksana, karena alasan ribet, ruwet, dan membebani. Bagi Konsultan Supervisi, RMK merupakan salah satu alat pengendali yang jitu. Nah dengan latar belakang yang saling tolak belakang antara Kontraktor Pelaksana vs Konsultan Supervisi ini, RMK tetaplah harus disiapkan demi Pengendalian Proyek agar sesuai jadual yang telah ditetapkan, tidak menyalahi spesifikasi dan kualitas, serta mengacu pada kuantitas yang telah dianggarkan.   Rencana Mutu Kontrak (RMK) 1.       Informasi Kegiatan 2.       Sasaran Mutu Kegiatan 3.       Persyaratan teknis dan Administrasi 4.       Tanggung jawab dan Wewenang 5.       Bagan Alir Kegiatan 6.       Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 7.       Jadwal Mobilisasi Peralatan 8.       Jadwal Mobilisasi Personil 9.       Jadwal Arus Kas 10.   Rencana & Metoda Verifikasi,

Quality Assurance (QA) & Quality Control (QC)

Pengertian Quality Control dan Quality Assurance (QC dan QA) – Salah satu faktor yang sangat penting dalam persaingan pasar adalah kualitas suatu produk maupun layanan. Kualitas sering dijadikan sebagai suatu tolok ukur dan pembeda untuk suatu produk dan layanan antara satu produsen dengan produsen lainnya. Oleh karena itu, semua produsen dan penyedia layanan selalu mencari cara untuk meningkatkan kualitas produk ataupun kualitas layanannya. Kualitas dapat diartikan sebagai tingkat baik atau buruknya suatu produk yang dihasilkan dan apakah produk yang dihasilkan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan ataupun kesesuaiannya terhadap kebutuhan.

Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas, perusahaan manufaktur (produsen) umumnya akan menggunakan dua teknik yaitu teknik pengendalian kualitas (Quality Control) dan teknik penjaminan kualitas (Quality Assurance). Kedua teknik tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa produk akhir atau layanan memenuhi persyaratan dan standar kualitas yang ditetapkan

Pengertian Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA)

Banyak diantara kita yang kurang jelas tentang perbedaan QC dan QA, banyak juga menganggap kedua-duanya adalah fungsi yang sama. Namun pada dasarnya QC dan QA adalah dua fungsi dan teknik penjagaan dan peningkatan kualitas yang berbeda.

1. Quality Control (QC)

Suatu perusahaan dapat  menentukan standar kualitas, proses dan prosedur internal masing-masing dan mengembangkannya dari waktu ke waktu, kemudian pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) tersebut diminta untuk mengikutinya. Proses untuk memastikan semua pihak yang berkepentingan tersebut mengikuti dan mematuhi standar dan prosedur yang ditentukan inilah disebut dengan proses pengendalian kualitas atau Quality Control.

Setiap organisasi yang menerapkan Quality Control (QC) harus memiliki Pedoman Kualitas yang biasanya disebut dengan Quality Manual. Quality Manual tersebut akan memberikan panduan kualitas ke berbagai unit kerja dan departemen. Dengan demikian, setiap individu dalam organisasi menyadari apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan yang disebutkan dalam Quality Manual.

Pada dasarnya, Quality Control ini berkaitan dengan kegiatan operasional dan teknik yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Tujuan utama Pengendalian Kualitas atau Quality Control adalah memastikan bahwa produk yang akan dikirimkan ke pelanggan adalah bebas dari cacat dan dapat diterima sesuai dengan persyaratan kualitas yang ditentukan. Jika ditemukan produk yang cacat maka diperlukan tindakan perbaikan yang sesuai.

Teknik dan Alat yang digunakan Quality Control (QC)

Terdapat tiga teknik Quality Control yang umum digunakan oleh sebuah perusahaan manufakturing yaitu Inspeksi (Inspection), pengambilan sample secara statistik (Statistical Sampling) dan Tujuh alat pengendalian kualitas (QC Seven Tools).

Inspeksi atau Inspection adalah menguji produk-produk yang akan dikirim ke pelanggan untuk memastikan tidak ada yang cacat dan sesuai dengan persyaratan kualitas yang telah ditentukan.

Statistical Sampling adalah memilih sejumlah unit/produk secara acak dari suatu batch atau lot untuk diperiksa kembali dengan tujuan untuk memastikan produk yang akan dikirimkan tersebut tidak terdapat produk cacat dan sesuai dengan persyaratan kualitas yang ditentukan.

QC Seven Tools atau Tujuh alat pengendalian kualitas terdiri dari Histogram, Scatter Diagram, Control Chart, Check Sheet, Pareta Diagram, Cause and Effect Diagram dan Flow Chart. Alat-alat tersebut digunakan untuk membantu menemukan ketidaksesuai dan kecacatan pada produk.

GAMBAR GRAFIK


SUMBER: https://ilmumanajemenindustri.com/perbedaan-pengertian-quality-control-qc-quality-assurance-qa/#:~:text=Quality%20Assurance%20(QA)%20atau%20jika,yang%20dihasilkan%20oleh%20suatu%20perusahaan.


2.  Quality Assurance (QA)

Quality Assurance atau yang lebih dikenal dengan sebutan QA merupakan pengujian atau testing terhadap suatu produk sistem atau aplikasi untuk memastikan bahwa sistem yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan sebelumnya sehingga menghasilkan sistem yang terjamin kualitasnya. Pengujian terhadap aplikasi biasa dijalankan oleh QA Engineer.

QA Engineer biasanya ditemukan di beberapa Perusahaan IT dan memiliki peranan penting dalam pembangunan sebuah sistem. QA Engineer akan melakukan testing mulai dari alur sistem, desain, sampai hasil akhir aplikasi. Hasil pengujian QA Engineer berupa alur sistem, bug, serta masukan aplikasi yang diuji akan didokumentasikan dalam sebuah laporan Quality Assurance. Seorang QA Engineer juga harus mampu berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan sistem seperti designer, back end, serta project manager. Dalam melakukan proses testing, seorang QA Engineer harus memiliki beberapa kriteria kemampuan tertentu. Kemampuan tersebut diantaranya yaitu:

A. Mindset Pengujian

Seorang QA Engineer harus mampu memahami analisis terhadap kebutuhan fungsional sistem yang akan dibangun serta melakukan pengujian terhadap sistem untuk memastikan bahwa sistem yang telah selesai dibuat sudah memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan sebelumnya.

B. Perbaikan Proses

Seorang QA Engineer harus mampu memahami setiap proses yang terdapat pada sistem serta memberikan arahan perbaikan untuk beberapa proses yang dirasa kurang efisien

C. Pengujian Keamanan

Seorang QA Engineer harus mampu melakukan pengujian keamanan secara detail sehingga sistem yang ada memiliki jaminan keamanan yang tinggi. Pengujian keamanan bisa dilakukan dengan beberapa hal, salah satu contohnya yaitu pengujian terhadap proses login. QA Engineer harus memastikan bahwa proses login yang ada sudah sesuai dengan standar ketentuan yang ada. Contoh pengujian pada proses login dapat dilakukan dengan melakukan pengujian apakah password yang dimasukkan memiliki batas minimal karakter, pengaruh antara kombinasi huruf besar dan kecil pada password, dll.

D. Pengujian Performa

Seorang QA Engineer harus mampu melakukan pengujian terhadap performa dari sistem. Beberapa contoh pengujian yang dapat dilakukan untuk menguji performa sistem dapat dilakukan dengan melakukan pengujian sistem terhadap respon tertentu apakah sistem akan menerima respon dengan cepat atau tidak. Dengan adanya pengujian performa, maka diharapkan QA Engineer dapat memastikan bahwa sistem yang dihasilkan memiliki performa serta kualitas yang sesuai

E. User Acceptance Testing

Seorang QA Engineer harus mampu menghasilkan dokumen yang dijadikan bukti bahwa sistem yang telah dibuat sudah dapat diterima oleh pengguna apabila hasil pengujian tersebut sudah bisa dianggap memenuhi kebutuhan pengguna. Dari hasil dokumentasi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan apakah sistem yang telah diuji dapat diterima atau tidak.

Proses testing dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu testing manual serta testing otomatis. Testing manual dilakukan oleh QA Engineer langsung dengan berbagai test case saat menjalankan sistem. Sedangkan testing otomatis merupakan suatu testing yang dilakukan oleh QA Engineer dengan memanfaatkan software testing yang ada sehingga proses pengujian menjadi lebih efisien. Salah satu contoh software testing yang digunakan untuk testing yaitu Selenium IDE. Selenium IDE akan merekam kegiatan QA Engineer saat menjalankan suatu sistem lalu menampilkan detail kegiatan yang telah dilakukan QA Engineer terhadap suatu sistem berdasarkan test case tertentu.




SUMBER : https://medium.com/skyshidigital/quality-assrurance-dalam-dunia-it-999ee722c736


Komentar

Postingan populer dari blog ini

URAIAN TERKAIT RENCANA MUTU KONTRAK (RMK) DALAM SUATU PROYEK/KEGIATAN

PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINNGKAT